Balong bermula dari sebuah desa pemekaran daerah Ciporang, pertama kali dipisahkan dari daerah Ciporang dipimpin oleh Kuwu Kecil diberi nama Pajawalan (Jawa yang menjadi awalan) nama tersebut diberikan karena Kuwu Kecil merupakan seorang pendatang dari Jawa yang membuat Sungai di daerah Balong yang disebut Hawangan Jawa.
Desa Balong konon dahulunya dihuni oleh orang-orang Jawa ( Kecirebonan ) sehingga disebut pa jawaan yang mana orang orang tersebut sebagai jawara jawara atau pendekar persilatan yang suka menjagal.
Dengan membawa visi dakwah islamiyah Kyai tersebut diterima oleh warga kampung tersebut dan semua warga masuk Islam. Memang kampung tersebut sangat terkenal dengan ilmu ilmu hitamnya namun dengan perubahan zaman dan telah masuknya agama Islam sehingga dikit demi sedikit ilmu ilmu hitam berkurang dan orang orang yang menganut ilmu hitam tersebut pada meninggalkan kampung dan bahkan meninggal dunia.
Setelah masa pemerintahan Kuwu Kecil, pemerintahan di Desa Balong ( Pajawalan) dipimpin oleh Wangsa Yuda yang kemudian oleh wangsa Dipura. Pada masa tersebut pemerintahan Wangsa Yuda tergoyahkan oleh Wangsa Dipura maka dari itu disebut masa pemerintahan Wangsa Yuda-Wangsa Dipura karena ada dua kepemimpinan.
Pemerintah Desa Balong setelah Wangsa Yuda-Wangsa Dipura dipimpin oleh beberapa Kepala Desa, diantaranya :